Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Menyenangkan
Ujian Nasional (UN) menjadi salah satu “momok” bagi para siswa,
salah satunya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Persoalan ini bukan
hanya melanda siswa SMP tetapi juga siswa SMA. Siswa cenderung
“menyepelekan” mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka sering
menganggap remeh dengan berpikir bahwa Bahasa Indonesia itu mudah. Tapi
kenyataannya belum tentu demikian, bahkan nilai kelulusan rata-rata
mata pelajaran Bahasa Indonesia termasuk rendah dibandingkan mata
pelajaran yang lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor,
salah satunya pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang terkesan
“monoton” dan membosankan. Selain faktor pembelajaran di sekolah, murid
menganggap Bahasa Indonesia mudah karena merupakan bahasa nasional yang
sudah biasa mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menanggapi hal
itu, maka harus ada tindakan nyata untuk mengoptimalkan pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas yang salah satunya dapat dilakukan oleh guru.
Pembelajaran yang ada sekarang biasanya bersifat memberi materi saja
tanpa memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi atau melakukan praktek
secara langsung agar mengerti. Siswa akan merasa bosan karena merasa
hanya “dijejali” materi yang sering kali diberikan dengan metode
ceramah. Sebelum guru memberikan materi, sebaiknya guru menciptakan
suasana menyenangkan yang menjadikan siswa menyukai Bahasa Indonesia.
Semua hal yang diawali dari senang menjadi suka berakhir dengan
pemahaman yang tidak sekadar kewajiban.
Misalnya pada materi puisi, guru mengangkat tema cinta karena pada
umumnya siswa sedang dalam masa pubertas. Siswa dipancing membuat puisi
menurut pengetahuan mereka tentang cinta, mulai cinta pada keluarga,
hingga lawan jenis. Rasa suka tersebut akan mempermudah siswa memahami
materi tentang puisi.
Bukan hanya pada puisi, hal yang sama dapat dilakukan pada materi lainnya. Saat menerangkan materi penggunaan di
sebagai kata depan atau awalan, guru dapat menggunakan lirik lagu “Di
sini senang di sana senang” agar siswa mudah memahami materi. Tentunya
siswa akan lebih tertarik belajar Bahasa Indonesia jika mereka juga
diajak menyanyi, karena akan menghilangkan kebosanan. Dalam
pembelajaran, jika seorang siswa sudah merasa bosan atau bahkan tidak
memperhatikan materi yang diajarkan, guru hendaknya melakukan tindakan
dengan bertindak kreatif. Tindakan tersebut seperti modifikasi metode
pembelajaran, siswa bukan hanya belajar dalam kelas saja tetapi juga di
luar kelas, menggunakan media lagu, video, dan gambar emotif, semua
itu akan meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia.
Jika semua guru Bahasa Indonesia dapat melakukan hal-hal yang
mengubah paradigma siswa dari Bahasa Indonesia yang membosankan menjadi
menyenangkan, maka diharapkan hasil UN Bahasa Indonesia mengalami
peningkatan. Sebagai introspeksi, apakah Anda sudah melakukannya?
No comments:
Post a Comment